A. Pengertian
Kata Manajemen berasal dari bahasa
Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa
latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa
Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.[1] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari
bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.
Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen,
terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Pendapat Pakar tentang Manajemen
No
|
Pengertian manajemen
|
Pendapat
|
1.
|
The most comporehensive definition
views manajemen as an integrating process by which authorized individual
create, maintain, and operate an organization in the selection an
accomplishment of it’s aims
|
(Lester Robert Bittel (Ed), 1978 :
640)
|
2.
|
Manajemen itu adalah pengendalian
dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu
perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
prapta atau tujuan kerja yang tertentu
|
(Prajudi Atmosudirdjo,1982 : 124)
|
3.
|
Manajemen is the use of people and
other resources to accomplish objective
|
( Boone& Kurtz. 1984 : 4)
|
4.
|
.. manajemen-the function of
getting things done through people
|
(Harold Koontz, Cyril O’Donnel:3)
|
5.
|
Manajemen merupakan sebuah proses
yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan,
pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain
|
(George R. Terry, 1986:4)
|
6.
|
Manajemen dapat didefinisikan
sebagai ‘kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan
demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama
administrasi
|
(Sondang P. Siagian. 1997 : 5)
|
7.
|
Manajemen is the process of
efficiently achieving the objectives of the organization with and through
people
|
De Cenzo&Robbin
1999:5
|
Berarti Ilmu Manajemen : “ilmu yang
mempelajari tentang keahlian untuk menggerakan orang untuk melakukan suatu
pekerjaan” (the art of getting thing done through people) (Lawrence A. Appley, American
Management Association)
Ilmu Manajemen : “ilmu yang
mempelajari tentang seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada “human and natural resources” untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”.(oey Liang Gie, Guru
besar manajemen UI)
Ilmu Manajemen sebagai “ilmu yang
mempelajari proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,
pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia serta sumber-sumber lain”. (George R. Terry, Ph.D)
Selanjutnya, bila kita mempelajari
literatur ilmu manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
- Manajemen sebagai suatu proses,
- Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
- Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama,
yakni ilmu manajemen sebagai suatu ilmu yang mempelajari proses, berbeda-beda
definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna
definisi ilmu manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga
buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social
Sience dikatakan bahwa ilmu manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari proses
dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, ilmu manajemen
adalah ilmu yang mempelajari fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan
orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, ilmu
manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga,
manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun
sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa
manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen
adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry ilmu manajemen
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu
pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil
yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen.
Menurut Mary Parker Follet ilmu
manajemen adalah suatu pengetahuan yang mempelajari seni untuk melaksanakan
suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian
pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara
mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan
itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut
Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi
saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambar di atas menunjukkan
bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh
garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling
mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
Beberapa tahapan penerapan manajemen
sebagaimana yang diungkapkan George R. Terry (2006:67) membagi tahapan praktik
manajemen antara lain :
- Manajemen partisipasi
- Manajemen berdasarkan hasil (result management)
- Manajemen memperkaya pekerjaan (job enrichment),
- Manajemen prioritas produktifitas,
- Manajemen berdasarkan kemungkinan (contingency management)
- Manajemen pemanfaatan konflik
Odiorne membagi praktek manajemen
dengan beberapa tahapan :
- Manajemen memaksa (1920-an dan 1930-an)
- Manajemen mementingkan hubungan kemanusiaan (1940-an)
- Manajemen menggunakan tekanan (1950-an)
- Manajemen menurut keadaan (1960-an)
Bennet
Silalahi (2001:10) membagai praktik manajemen menjadi 5 tahapan antara lain :
- manajemen teknologis
- manajemen administratif
- manajemen sistem kemanusiaan
- manajemen ilmiah
- manajemen sasaran dan hasil
- B. Fungsi ilmu Manajemen
Fungsi
ilmu manajemen menurut beberapa penulis antara lain untuk mempelajari tentang:
- Ernest Dale : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controlling.
- Oey Liang Lee : Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
- James Stoner : Planning, Organizing, Leading, Controlling.
- Henry Fayol : Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
- Lindal F. Urwich : Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating, Controlling.
- Dr. SP. Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
- Prayudi Atmosudirjo : Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
- DR. Winardi SE : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.
- The Liang Gie : Planning, Decision Making, Directing,
Coordinating, Controlling, Improving.
Pada hakekatnya fungsi-fungsi di atas dapat dikombinasikan menjadi 10 fungsi yaitu : - Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu dikerjakan.
- Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
- Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
- Directing atau Commanding (pengarah atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
- Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan dan saling melempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
- Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
- Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
- Reporting (pelaporan) yaitu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
C.
Perkembangan Ilmu Manajemen dan aplikasinya di dunia pendidikan Indonesia
Terdapat
minat besar dalam manajemen pendidikan di bagian awal abad 21. Hal ini karena
kualitas kepemimpinan dipercaya secara luas membuat perbedaan yang signifikan
kepada sekolah dan siswa. Di banyak bagian dunia, ada pengakuan bahwa sekolah
membutuhkan pemimpin dan manajer yang efektif jika mereka ingin memberikan
pendidikan yang terbaik kepada pelajar mereka. Ketika ekonomi global mengalami
resesi, pemerintah lebih menyadari bahwa aset utama mereka adalah orang-orang
yang kompetitif dan semakin tergantung pada sebuah sistem pendidikan yang
menghasilkan tenaga kerja terampil. Hal ini memerlukan guru-guru yang terlatih
dan berkomitmen, dan pada gilirannya, memerlukan kepemimpinan kepala sekolah
yang sangat efektif dan dukungan lain manajer senior dan menengah (Bush, in
press).
Bidang
manajemen pendidikan adalah pluralis, dengan banyaknya kekurangan perspektif
dan kesepakatan yang tak terelakkan mengenai definisinya. Salah satu kunci
perdebatan apakah manajemen pendidikan telah menjadi bidang yang berbeda atau
hanya sebuah cabang studi yang lebih luas dari manajemen. Sementara pendidikan
dapat belajar dari manajemen lain, manajemen pendidikan harus terpusat tujuan
pendidikan. Tujuan atau tujuan ini memberikan arti penting arah untuk mendukung
manajemen sekolah. Kecuali keterkaitan antara tujuan dan manajemen pendidikan
yang jelas dan dekat, ada bahaya ‘Managerialism’, “Penekanan pada prosedur
dengan mengorbankan tujuan pendidikan serta nilai-nilai “ (Bush, 1999:240).
Setelah
melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi
termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen
untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik
dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara
sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai
tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan
mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan
manusia termasuk bidang pendidikan.
- 1. Konsep Manajemen Pendidikan
Setelah
memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang
manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta
fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam
substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan
dengan masalah pendidikan.
Oteng Sutisna
(1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang
perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan
(geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2)
pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi
pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi),
hal ini makin memperkuat bahwa manajemen pendidikan mempunyai bidang dengan
cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan
wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di
masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal
manajemen.
Dalam
kaitannya dengan makna manajemen Pendidikan berikut ini akan dikemukakan
beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam
hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan
Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini
kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama.
No
|
Pengertian manajemen Pendidikan
|
Pendapat
|
1.
|
Administrasi pendidikan dapat
diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua
sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien…
|
Djam’an Satori, (1980: 4)
|
2.
|
Dalam pendidikan, manajemen itu
dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
sebelumnya
|
Made Pidarta, (1988:4)
|
3.
|
Manajemen pendidikan ialah proses
perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan,
sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan
kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan
|
Biro Perencanaan Depdikbud,
(1993:4)
|
4.
|
educational administration is a
social process that take place within the context of social system
|
Castetter. (1996:198)
|
5.
|
Manajemen pendidikan dapat
didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan…
|
Soebagio Atmodiwirio. (2000:23)
|
6.
|
Manajemen pendidikan ialah suatu
ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik
bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati
bersama
|
Engkoswara (2001:2)
|
dengan
memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen pendidikan pada
prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam
mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia
pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk
mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan
dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-bidang yang
dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.
Menurut
Engkoswara (2001:2) wilayah kerja manajemen pendidikan dapat digambarkan secara
skematik sebagai berikut :
Perorangan
|
Garapan
Fungsi
|
SDM
|
SB
|
SFD
|
|
Perencanaan
|
|
|||
Pelaksanaan
|
||||
Pengawasan
|
||||
Kelembagaan
|
- 2. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Gambar
di atas menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen dengan bidang
garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar (SB), dan Sumber
Fasilitas dan Dana (SFD), sehingga tergambar apa yang sedang dikerjakan dalam
konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pendidikan
secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan maupun kelembagaan Lembaga
pendidikan seperti organisasi sekolah merupakan kerangka kelembagaan dimana
administrasi pendidikan dapat berperan dalam mengelola organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu
organisasi dalam hal ini sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam
tiga tingkatan yaitu tingkatan institusi (Institutional level),
tingkatan manajerial (managerial level), dan tingkatan teknis (technical
level) (Murphy dan Louis, 1999). Tingkatan institusi berkaitan dengan
hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal,
tingkatan manajerial berkaitan dengan kepemimpinan, dan organisasi lembaga
(sekolah), dan tingkatan teknis berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan
demikian manajemen pendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan mempunyai
cakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harus ditanganinya juga
cukup banyak dan kompleks dari mulai sumberdaya fisik, keuangan, dan manusia
yang terlibat dalam kegiatan proses pendidikan di sekolah
Menurut
Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515)
Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola
untuk keberhasilan pendidikan yaitu :
1.
Integrative capital (modal integrative)
2. Human
capital (modal manusia)
3.
Financial capital (modal keuangan)
4. Social
capital (modal social)
5.
Political capital (modal politik)
Modal
integratif adalah modal yang berkaitan dengan
pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat dimanfaatkan bagi pencapaian
program/tujuan pendidikan. Modal manusia adalah sumberdaya manusia yang
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan proses
pendidikan/pembelajaran. Modal keuangan adalah dana yang diperlukan
untuk menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan. Modal sosial adalah
ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas. Modal
politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melakukan proses
pendidikan/pembelajaran.
pemahaman
sebagaimana dikemukakan di atas, nampak bahwa salah satu fungsi penting dari
manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini
mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat
kualitas dari suatu proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu
mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar ini
merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah (Hoy dan Miskel 2001). Dengan
demikian nampak bahwa Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting
dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada
dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik
dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan bagaimana kontribusinya bagi pencapaian
tujuan, dan kinerja guru merupakan sesuatu yang harus mendapat perhatian dari
fihak manajemen pendidikan di sekolah agar dapat terus berkembang dan meningkat
kompetensinya dan dengan peningkatan tersebut kinerja merekapun akan meningkat,
sehingga akan memberikan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan
sejalan dengan tuntutan perkembangan global dewasa ini
3. Perkembangan Manajemen
Pendidikan
a. 1
Teori Manajemen Kuno
Sampai
dengan tingkat tertentu, manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno.
Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup
kompleks yang hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran
Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu
komunikasi dan pengendalian.
Meskipun
manajemen telah dipraktekkan dan dibicarakan di jaman kuno, tetapi kejadian
semacam itu relatif sporadis, dan tidak ada upaya yang sistematis untuk
mempelajari manajemen. Karena itu manajemen selama beberapa abad kemudian
“terlupakan”.
Pada
akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih
serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-perusahaan
berkembang perusahaan raksasa.
.2
Robert Owen (1771-1858
Owen
berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat
peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja
bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang
signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan
(tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana
pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia
juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja
dibawah umur 10 tahun.
Owen
berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya
manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping
itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap
hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang
ada dengan cepat.
a.3
Charles Babbage (1792-1871)
Babbage
merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode kuantitatifnya beliau
percaya:
1.
Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan
efisiensi produksi, produksi naik biaya operasi turun.
2.
Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa
dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa
dilakukan dengan lebih mudah.
3. Dengan
melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin
terampil dan berarti semakin efisien
1 b. Teori Manajemen Ilmiah
b.1
Federick Winslow Taylor (1856-1915)
Federick
Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya
pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study); dari sini ia
mengembangkan analisis kerja. Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran
differential (differential rate).
Manajemen
Taylor didasarkan pada langkah atau prinsip sebagai berikut :
1.
Mengambangkan Ilmu untuk setiap elemen pekerjaan, untuk menggantikan pikiran
yang didasari tanpa ilmu.
2. Memilih
karyawan secara ilmiah, dan melatih mereka untuk melakukan pekerjaan seperti
yang ditentukan pada langkah-1.
3.
Mengawasi karyawan secara ilmiah, untuk memastikan mereka mengikuti metode yang
telah ditentukan.
4.
Kerjasama antara manajemen dengan pekerja ditingkatkan. Persahabatan antara juga ditingkatkan
b.2
Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972)
Keduanya
adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap manajemen. Menurut
Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan. Semangat
kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian
memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen
personalia. Beliau percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu
pekerja mencapai potensi penuhnya sebagai seorang manusia. Keduanya
mengembangkan rencana promosi tiga tahap, yaitu :
1.
Menyiapkan Promosi
2. Melatih
Calon Pengganti
3.
Melakukan Pekerjaan
Menurut
metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil menyiapkan
promosi karir, dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja akan
menjadi pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan
pengajar dalam arti mengajari dalon pengganti.
b.3
Henry L. Gantt (1861-1919)
Gantt
melakukan perbaikan metode sistem penggajian Taylor (differential system)
karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan
(supervisor) diterapkannya sebagai upaya untuk memacu semangat kerja karyawan.
Disamping itu Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya
merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan Gantt) kemudian populer dan gigunakan
untuk perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu.
1
c. Teori Manajemen Organisasi
c.1
Henry Fayol (1841-1925)
Henry
Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak aliran
manajemen klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut
Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat
diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat
dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.
Fayol
adalah orang yang pertama mengelompokkan kegiatan menajerial dalam 4 fungsi
manajemen, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan, dan
(4) Pengendalian. Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan tetapi
diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila
prinsip-prinsip dasarnya dipahami.
c.2
Max Weber (1864-1920)
Max
Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. ,
suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan jelas
untuk anggota organisasi tersebut. Organisasi yang ideal adalah birokrasi
dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja
disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat
dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang jelas.
birokrasi
Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer, dimana orang cnderung kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu
organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap perubahan.
c.3
Mary Parker Follet (1868-1933)
Parker Follet agak berbeda sedikit dengan
pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi kedalam
analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan
manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila
manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya bahwa
manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota
organisasi yang sama.
Selanjutnya
Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang
dikendalikan oleh tiga hal, yaitu :
1.
Pengendalian diri (dari orang tersebut);
2.
Pengendalian kelompok (dari kelompok);
3.
Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok).
c.4
Chester I Barnard (1886-1961)
Bernard
mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang keorganisasi
formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka
juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan
efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan anggotanya dapat
terjaga.
Bernard
percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapat
dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance),
dimana pekerja akan instruksi atasannya
tanpa mempertanyakan otoritas manajemen
Sumber : blog.uin-malang.ac.id/manajemen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar